Kamis, 19 Juli 2007

Kurma Dari Rasul

Kurma Dari Rasul


Diriwayatkan dari Imam Ali bin Abi Thalib, beliau berkata:
Ketika kami hidup pada masa kekhalifahan Umar bin Khathab aku bermimpi bahwa aku shalat jamaah shubuh di belakang Baginda Rasulullah saw. Ketika aku telah selesai melakukan shalat aku segera pergi ke pintu masjid. Tiba-tiba ada seorang perempuan yang berdiri di pintu itu. Ia membawa sebuah baki yang pebuh dengan buah kurma.
Ia berkata kepadaku, “Wahai Ali, ambillah baki ini dan berikan kepada Rasulullah agar beliau membagi-bagikan kurma ini kepada para sahabatnya.”
Maka aku pun mengambil baki itu darinya dan meletakkannya di depan Rasulullah saw. Kemudian beliau menjulurkan tangannya dan mengambil sebuah kurma lalu memasukkannya ke dalam mulutku. Aku berkata, “Ya Rasulullah, alangkah manisnya kurma ini. Berilah aku tambahan satu kurma lagi.”
Namun sebelum beliau memberiku tambahan kurma lagi aku terjaga karena kumandang azan shubuh. Biasanya, sebuah mimpi yang terjadi ketika menjelang shubuh maka mimpi itu adalah mimpi yang benar yang datang dari Allah swt.
Kemudian aku pergi ke masjid Nabawi untuk melakukan shalat shubuh. Di sana aku melihat Amirul Mukminin Umar bin Khathab sedang mengimami shalat. Setelah aku selesai melakukan shalat shubuh aku segera pergi dan tiba-tiba di pintu masjid ada seprang perempuan yang sedang berdiri sambil membawa sebuah baki yang penuh dengan buah kurma. Ia berkata, “Wahai Ali, ambillah baki dan kurma ini dan berikan kepada Amirul Mukminin agar ia membagikannya kepada para sahabat Rasulullah.”
Maka aku pun mengambil baki itu dan meletakkannya di dpan Amirul Mukminin Umar bin Khathab. Lalu Umar menjulurkan tangannya dan memberi satu buah kurma ke dalam mulutku. Ketika aku merasakan betapa manisnya kurma itu aku berkata kepada Umar, “Beri aku satu kurma lagi, wahai Amirul Mukminin.”
Umar berkata, “Kalau saja Rasulullah memberimu tambahan, maka aku pun akan memberimu tambahan.”
Mendengar jawaban Umar, Imam Ali segera membalikkan tangannya dengan penuh keheranan. Sambil memandangi Umar ia mendekatinya seraya berkata, “Apa yang engkau katakan, wahai Amirul Mukminin?” tanya Ali penuh keheranan.
“Kalau saja Rasulullah memberimu tambahan kurma kemarin, maka aku pun akan membeerimu tambahan,” jawab Umar.
“Apa arti ini semua, wahai Amirul Mukminin?” Ali semakin heran. “Apakah ini satu kegaiban yang engkau ketahui, ataukah sebuah mimpi yang engkau lihat?”
“Demi Allah,” jawab Umar, “Ini bukanlah perkara gaib dan bukan pula sebuah mimpi. Tapi ini adalah masalah hati, wahai Ali. Seorang mukmin bila menjernihkan hatinya karena Allah semata, maka ia dapat melihat dengan cahaya Allah.”

Tidak ada komentar: